Ditulis oleh : Vera Imanti, M.Psi., Psikolog
“Akhir-akhir ini saya sering mendapatkan kasus-kasus remaja. Kali ini saya tidak memfokuskan pada kasus-kasus mereka, namun saya tertarik dengan self awareness remaja. Mereka merasa butuh dan sadar diri bahwa dirinya membutuhkan pertolongan psikolog untuk melakukan konseling. Mereka dengan terbuka meminta kepada orang tuanya untuk bertemu dengan psikolog.”
Kesadaran diri adalah salah satu aspek terpenting dalam kesehatan mental. Menyadari bahwa diri sendiri sedang membutuhkan pertolongan, sudah merupakan self healing terhadap dirinya. Satu langkah telah dilakukan menuju penyembuhan diri. Karena dengan mengenali kondisi diri, maka kita akan tahu dan sigap tentang kapan saatnya membutuhkan seorang ahli untuk dilakukan konseling.
Hal-hal yang mengarahkan kepada kesehatan mental, di antaranya memahami diri terkait dengan memahami perasaan, pemikiran, persepsi, interaksi sosial, hingga mampu menemukan solusi terhadap permasalahannya. Pada komponen yang pertama, yaitu menumbuhkan keterampilan untuk merasakan dan memikirkan ketika menjalani aktivitas sehari-hari. Pada komponen ini, seseorang akan terbantu untuk memahami kondisi dirinya. Termasuk memahami apakah aktivitas yang dilakukannya adalah sesuatu yang menyenangkan, yang positif, yang produktif, dan bermanfaat. Selain itu juga bagaimana perasaannya ketika menjalani hal tersebut, dan apa yang dipikirkan. Komponen yang kedua adalah bagaimana seseorang memandang dirinya dan memandang orang lain. Yaitu memandang dirinya secara positif, dan menjadikan pengalaman orang lain sebagai motivasi dan bukan sebaliknya, seperti memandang orang lain membuat diri sendiri menjadi insecure. Sedangkan komponen yang ketiga adalah dapat menemukan beberapa alternatif solusi yang tepat ketika sedang menghadapi masalah. Hal itu termasuk mempertimbangkan alternatif solusi dengan meluaskan sudut pandang dalam melihat permasalahan. Komponen-komponen tersebut cukup dapat dijadikan tolak ukur apakah mental kita berada dalam kondisi yang sehat atau kondisi yang membutuhkan perhatian khusus.
Untuk lebih memahami komponen kesehatan mental dan membentuk mental yang sehat, perlu juga memperdalam tentang bagaimana diri sendiri memahami secara sadar akan kondisi dirinya. Kesadaran diri adalah keadaan ketika seseorang dapat menyadari emosi yang sedang menghinggapi pikirannya akibat permasalahan-permasalahan yang dihadapi, untuk selanjutnya ia dapat menguasainya (Goleman, 2001). Terdapat 3 aspek pada kesadaran diri, yaitu mengenali emosi, pengakuan diri yang akurat, dan kepercayaan diri.
Mengenali Emosi
Menumbuhkan kesadaran dengan cara mengenali emosi yang dirasakan. Ada 6 emosi dasar yaitu sedih, bahagia, jijik, kejutan, takut, dan marah. Mengenali dengan tepat jenis emosi yang sedang dirasakan adalah salah satu keterampilan untuk lebih memahami diri. Selain mengenal jenis emosi, individu juga perlu menyadari penyebab munculnya perasaan tersebut. Misalnya, ketika diabaikan maka timbul perasaan sedih. Setelah itu, pahami juga bagaimana emosi tersebut akan memengaruhi hubungan dengan lingkungan sekitar. Dengan demikian, individu akan lebih menerima, peduli, dan memahami seperti apa kondisi emosinya, sehingga dapat mengantisipasi atau berperilaku (merespons) dengan tepat.
Pengakuan Diri yang Akurat
Mengetahui kekuatan dan kelemahan diri, dengan cara memahami potensi yang dimiliki. Semua individu memiliki kekuatan dan kelemahan diri, namun bukan berarti kelemahannya membuat individu tersebut menjadi pribadi yang minder. Kelemahan diri dapat diatasi, kekuatan diri dapat dioptimalkan. Memandang orang lain lebih unggul pun tidak masalah jika dapat memotivasi diri. Namun jika hal itu membuat diri semakin insecure dan juga memang bukan potensi yang sama untuk diraih, maka lebih baik fokus terhadap potensi diri sendiri. Selain itu, ada cara lain untuk memahami kondisi dan potensi diri, yaitu refleksi dari orang-orang terdekat. Siapkan telinga, hati, dan juga pikiran untuk menerima kritik dan saran dari orang-orang terdekat. Ada juga cara yang sudah sangat familiar, yaitu dengan menggunakan teknik Johari Window. Yaitu ada 4 area yang menyatakan bahwa “saya tahu, orang lain tahu”, “saya tidak tahu, orang lain tahu”, “saya tahu, orang lain tidak tahu”, dan “saya tidak tahu, orang lain juga tidak tahu”. Dengan teknik ini maka individu akan lebih mendalami kapan ia terbuka untuk potensinya, dan kapan perlu membenahi diri.
Percaya Diri
Percaya diri tidak selalu berbicara tentang berani tampil di depan. Lebih dari itu, bagian dari aspek percaya diri adalah tentang berani mengambil keputusan, serta bertanggung jawab terhadap keputusan tersebut. Tegas, serta yakin terhadap kemampuan diri, dan yakin untuk melakukannya sesuai dengan potensi dan kompetensi yang dimiliki juga termasuk ke dalam aspek kepercayaan diri. Ciri orang yang memiliki kepercayaan diri biasanya terlihat dari sikap yang tenang, dapat mengontrol diri, tidak mudah terpengaruh oleh situasi orang lain, optimis, objektif, dan bertanggung jawab.
Sadar terhadap kondisi diri dan memahami hal-hal yang terjadi di dalam diri merupakan langkah awal untuk tetap menjaga kesehatan mental individu. Luangkan waktu untuk introspeksi diri, nikmati setiap saat yang sedang dilakukan dan dijalani, mensyukuri nikmat dan ujian, serta mengembangkan potensi yang dimiliki. Take care of your mental health.