Puasa Sebagai Metode Self Healing

Blog Single

Self healing merupakan penyembuhan luka batin tanpa menggunakan bantuan obat melainkan dengan cara mengeluarkan emosi atau perasaan yang mengganggu pikiran. Usaha individu untuk melakukan self healing dapat melalui 3 cara berikut :

1. Forgiveness

Melalui pemaafan terhadap semua hal yang terjadi di masa lalu bukan dengan cara dipendam maupun dilampiaskan. Dalam pemaafan ini individu diarahkan untuk merasakan perasaan ikhlas atas keadaan yang telah menimpanya.

2. Positive Self Talk

Pembicaraan tertstruktur dengan diri sendiri. Dalam Islam hal ini dapat dilakukan bersamaan dengan berdo’a kepada Allah Subhanahu Wa ta’ala meminta setiap kebaikan untuk dihadirkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Jurnaling

Yaitu menulis untuk menumpahkan emosi dan kemudian dipahami yang mana dapat membantu menata ulang pikiran serta membantu menyadarkan maupun memahami emosi dengan melihat sisi lain dari permasalahan.

Seperti yang tertuang dalam Al Qur’an surah Al-Baqarah ayat 183

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”

Bahwasanya puasa merupakan kewajiban bagi orang-orang beriman yang menjadikan puasa sebagai ibadah untuk mengharap ridho Allah. Ketika seorang hamba yang mulai memahami bahwa ketakwaanlah yang dituju selama berpuasa maka kesehatan fisik dan mental setelah berpuasa dimaknai sebagai hikmah puasa bukan sebagai tujuan utama berpuasa. Sehingga kaitannya dengan meluruskan niat dalam pembahasan artikel ini adalah untuk menguatkan keimanan kepada Allah serta menambah rasa kagum dengan kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Hikmah Puasa Bagi Kesehatan Mental

Menyembuhkan gangguan jiwa

Berbicara mengenai hikmah puasa bagi kesehatan mental ternyata dapat menyembuhkan gangguan jiwa. Hal ini dibuktikan pada penelitian Nicolayev di Lembaga psikiatri Moskow dalam penelitiannya terdapat 30 pasien sakit jiwa yang diterapi selama 30 hari memberikan dampak yang signifikan terhadap gangguan kejiwaan yang diidap. Selain itu pada penelitian Alan Cott mendukung bukti bahwa penyakit susah tidur, merasa rendah diri dapat disembuhkan dengan puasa.

Memperbaiki Mood

Efek puasa serupa dengan efek obat inflamasi/peradangan yang digunakan untuk gangguan psikologis. Kaitannya dengan mood yaitu karena kondisi stabil mood dikarenakan kerja tubuh ketika puasa lebih teratur dan hormon-hormon berada pada kadar yang seharusnya.

Meredakan dan mengendalikan stress

Pikiran yang kacau memikirkan permasalahan sehari-hari merupakan salah satu sumber stress. Jika otak dapat berpikir jernih, maka pikiran akan terurai, emosi lebih terkontrol sehingga stress akan berkurang. Selain itu pada saat berpuasa jumlah asupan makanan termasuk karbohodrat dan lemak dapat memperbaiki kemampuan berpikir.

Meningkatkan Konsentrasi

Kondisi ketika menahan diri untuk tidak makan pada saat puasa menghadirkan kartisol pada tubuh sehingga tubuh akan survive dan waspada, energi serta konsentrasi akan meningkat.

Memperbaiki Fungsi Otak

Human groth hormone dan brain derived neurotrophic pada kondisi individu yang sedang berpuasa akan meningkat. Hal ini merupakan modal pembentukan sel baru dan koneksi antar sel meningkat sehingga dapat pula meningkatkan fungsi otak dan membuat individu lebih tenang.

Self Cleaning

Pada penemuan Yoshinori Ohsumi mengenai autophagi yaitu kemampuan sel memakan sel lain yang tidak bermanfaat disinyalir efektif ketika kita menjalankan ibadah puasa, tidur, dan tidak stress. Diantaranya makanan yang bisa meningkatkan autophagi serta dapat menjadi pilihan berbuka atau sahur yaitu seperti the hijau, delima, rimpang, VCO, omega tiga, minyak zaitun, vit D, dan jamur.

 

Referensi :

Ganesan K., Habboush Y., Sultan S. Intermittent Fasting : The Choise for a Healthier Lifestyle. Cureus. 2018; 10(7): e 2947. Published 2018 jul 9. doi: 10.7759/cureus.2947.